Senin, 24 Agustus 2009

SEJARAH BERDIRINYA JEMAAT GKI TAMAN MAJAPAHIT SEMARANG

Syaloom ….., Tuhan Yesus sebagai Raja dan Kepala Gereja tidak pernah meninggalkan Jemaat-Nya ; DIA senantiasa berkarya, memelihara, membimbing dan menuntun serta melimpahi berkat yang tidak pernah berkesudahan.

Berbicara mengenai Sejarah Berdirinya Jemaat GKI Taman Majapahit Semarang, tentunya tidak lepas dari kerinduan Majelis Jemaat GKI Karangsaru Semarang dan GKI Peterongan Semarang untuk mendirikan Jemaat di Wilayah Semarang Timur.

Keinginan dan cita-cita ke 2 Majelis Jemaat tersebut dikarenakan adanya Persekutuan Doa di Wilayah Semarang Timur yang dirintis oleh ke 2 Jemaat tersebut, misalnya di :

• Daerah Tlogosari (di rumah Almarhum Bapak Simon Santoso), yang dikelola oleh GKI Karangsaru.
• Jalan Majapahit (di rumah Almarhum Bapak Samat Sukoprayitno), yang dikelola oleh GKI Peterongan.
Usaha pencarian tanah untuk Rumah Ibadah di Wilayah Semarang Timur, sudah mulai dilakukan jauh sebelum tahun 1990 ; bahkan Majelis Jemaat GKI Peterongan sempat mengontrak sebuah rumah di daerah Kakancan Mukti Semarang Timur, yang difungsikan sebagai Rumah Pastori untuk Pdt. Wibisono Siswanto, S.Th. yang saat itu masih “Capen” dengan tujuan dan harapan agar dapat membangun Persekutuan Jemaat sebagai awal mula berdirinya Jemaat di Wilayah Semarang Timur.

Pencarian lahan untuk Rumah Ibadah ini tentu bukan merupakan pekerjaan yang mudah, sebab yang menjadi penghambat utama adalah masalah dana, lingkungan, lokasi yang strategis serta Ijin Mendirikian Bangunan (IMB) Rumah Ibadah.

Didukung oleh perkembangan kota Semarang yang mengarah ke Wilayah Timur dan Selatan, yang ditandai dengan dibukanya perumahan-perumahan baru di daerah Semarang Timur, serta banyaknya Jemaat GKI Karangsaru dan GKI Peterongan yang berdomisili /bertempat tinggal di daerah tersebut, maka kerinduan untuk mengadakan Rumah Ibadah menjadi pergumulan kedua Majelis Jemaat.

Pada bulan Juli 1993, seorang anggota Majelis Jemaat GKI Peterongan mendapat informasi, bahwa di Wilayah Semarang Timur akan didirikan Kompleks Perumahan Taman Majapahit Estate. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dilakukanlah pendekatan dengan Pihak Pengembang, mengenai kemunkinan didirikannya Rumah Ibadah di Kompleks tersebut. Mengingat salah seorang direksi PT. Kakancan Mukti : Ir. Ibu Ninditarini Yutata adalah anggota jemaat GKI Karangsaru, maka kerinduan tersebut mendapat tanggapan yang sangat positif.

Selanjutnya, melalui pembicaraan informal antara anggota Majelis Jemaat GKI Peterongan dengan Pdt. Benyamin Susilo dari GKI Karangsaru, dibahas beberapa persoalan mengenai kesulitan yang akan dan harus dihadapi dalam hal :

1. Bentuk Kerjasama
Berkait dengan Tata Gereja GKI Jateng yang tidak mengatur adanya Bakal Jemaat yang didirikan oleh 2 Gereja, persoalan ini terselesaikan dalam Persidangan Majelis Jemaat, dimana kedua belah pihak memberi dukungan dan respon/tanggapan yang positif.

2. Pemberian Nama
Setelah berntuk Kerjasama dengan berpedoman pada Tata Laksana GKI Jateng disetujui kedua belah pihak, dibuatlah proposal pada bulan November 1993, untuk disampaikan, dipelajari dan disetujui Majelis Jemaat kedua belah pihak. Kendala berikutnya yang muncul adalah mengenai Pemberian Nama Pos Bakal Jemaat.

Kesepakatan dalam Kerjasama yang diperoleh adalah dengan memberi nama : Pengembangan Jemaat GKI Wilayah Semarang Timur dan panitianya diberi nama : Panitia Pembinaan Jemaat GKI Wilayah Semarang Timur.

Calon Panitia yang pertama kali dibentuk, mengadakan pertemuan pada tanggal 30 Maret 1994, untuk membicarakan Rencana Pengembangan Jemaat di Wilayah Semarang Timur.

Panitia Pembinaan Jemaat GKI Wilayah Semarang Timur dilantik oleh ke 2 Majelis Jemaat dalam Kebaktian Minggu 15 Mei 1994 pukul 08.00 WIB di GKI Peterongan, yang dipimpin oleh Pdt. Benyamin Susilo, dimana dalam Kebaktian tersebut sekaligus juga ditanda tangani Dokumen Kerja Sama oleh ke 2 Majelis.

Dengan modal persetujuan kerjasama dan dana yang ada, panitia mulai bekerja dengan melihat lokasi, serta melakukan negosiasi dengan pihak PT. Kekancan Mukti. Lokasi Tempat Ibadah sempat berpindah karena Master Plan Proyek mengalami perubahan yang memakan waktu hampir satu tahun. Namun demikian, panitia tidak berputus asa, melainkan terus melengkapi syarat-syarat guna mengurus ijin. Akhirnya keluarlah rekomendasi dari Departemen Agama, yang sangat bermanfaat untuk mengurus Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), guna memulai pembanguan gedung gereja.

Penyerahan Kapling dilakukan pada tanggal 19 Mei 1995, setelah lokasi terpilih dan harga tanah disetujui, selanjutnya pada tanggal 8 Juni 1995 dilakukan perjanjian jual beli pendahuluan, sementara panitia terus mengurus ijin yang tidak mudah dan harus melalui banyak tahapan dari instansi terkait.

Puji Tuhan, menjelang Kampanya Pemilu 1997, Surat Ijin Mendirikan Banguanan (IMB) keluar, sehingga bertepatan dengan Paskah 30 Maret 1997, dilaksanakan Kebaktian Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Gereja, dengan target bahwa pada akhir tahun 1997 dapat dilaksanakan Kebaktian Natal sekaligus Kebaktian Perdana di gedung ini. Benar-benar sebuah Anugerah, Hadiah Natal diberikan pada Warga GKI di Wilayah Semarang Timur.
Dengan tak henti, berkat Tuhan terus mengalir, sehingga menyebabkan proses pembangunan tidak mengalami hambatan, khsusnya dalam pengadaan dana, meskipun krisis moneter terjadi pada waktu / saat itu.

Akhirnya pada tanggal 26 Desember 1997, pukul 17.00 WIB, sesuai dengan rencana diadakanlah Kebaktian Perdana, Peresmian Gedung Gereja sekaligus Kebaktian Natal yang menjadi tonggak sejarah berdirinya GKI Taman Majapahit.

Pada tanggal 9 November 1998, atas permohonan ke dua Majelis Jemaat, diadakanlah Pelawatan Khusus oleh BPMK GKI Jateng Klasis Semarang Timur guna meningkatkan status Pos Pembinaan Jemaat menjadi Bakal Jemaat, dengan mengingat bahwa aktivitas bergereja dan pembinaan aktivis yang terus dilakukan berkembang dengan baik, terlebih pada kemandirian dalam hal pengelolaan dana dan daya, yang terlihat dengan jelas.

Hasil Pelawatan Khusus selanjutnya direkomendasikan dalam Persidangan II Majelis Klasis GKI Jateng Klasis Semarang Timur pada tanggal 14-16 Juni 1999, dimana kahirnya pada tanggal 4 April 1999, bertepatan dengan hari Paskah, status Bakal Jemaat diresmikan dalam Kebaktian Khusus, namanya pun diubah menjadi GKI Karangsaru dan Peterongan Semarang Bakal jemaat Taman Majapahit Semarang.

Tepatnya pada tanggal 19 Februari 2001, setelah pada aktivis dan para Calon Majelis Jemaat GKI Taman Majapahit dirasa cukup mandiri, sekali lagi kedua Majelis Jemaat, yaitu GKI Karangsaru dan GKI Peterongan Semarang mengajukan permohonan kepada BPMK GKI Jateng Klasis Semarang Timur untuk mengadakan Pelawatan Khusus dalam rangka meneliti kelayakan untuk menjadikan Bakal Jemaat GKI Taman Majapahit menjadi Jemaat Dewasa.

Sekali lagi, hasil pelawatan disampaikan pada Persidangan VI Majelis Klasis GKI Jateng Klasis Semarang Timur tanggal 14-16 Mei 2001 di Bandungan, Persidangan akhirnya memutuskan : Menyetujui Pendewasaan Bakal Jemaat (Bajem) Taman Majapahit menjadi Gereja Kristen Indonesia Taman Majapahit Semarang.

Akhirnya pada hari Rabu, 8 Agustus 2001, bertepatan dengan HUT ke 56 – GKI Jateng, berdirilah Jemaat Baru yang diberi nama : Gereja Kristen Indonesia Taman Majapahit Semarang, yang menjadi Jemaat ke 81 dari Jemaat Gereja Kristen Indonesia Jawa Tengah.

Puji syukur, demikian banyak berkat yang dianugerahkan Tuhan Yesus Kristus pada Jemaat-Nya. Dengan bantuan dana dari BPMK GKI Jateng Klasis Semarang Timur dan melalui kepedulian dan peran serta berbagai pihak termasuk anggota jemaat dan simpatisan GKI Taman Majapahit yang telah digerakkan oleh Tuhan Yesus Kristus sebagai Raja Gereja, GKI Taman Majapahit telah memiliki :

• Sebuah Rumah Pastori lengkap dengan isinya, berlokasi di Jl. Bougenville Selatan I No. 53 Semarang.

• Sebidang tanah yang terletak di Jl. Bougenville Raya Blok EE No. 63 Semarang, dimana di atas lahan tersebut didirikan Balai Betlehem yang difungsikan sebagi Ruang Serba Guna.

Dengan berkembangnya Jemaat GKI Taman Majapahit, yang saat ini tercatat sebanyak + 330 orang anggota jemaat sidi, berlum termasuk di dalamnya anggota Remaja yang belum Sidi dan Kanak / Anak-anak (+80 anak mengikuti Kebaktian Sekolah Minggu, + 40 anak hadir di Kebaktian Remaja dan +8 orang yang hadir di Persekutuan Pemuda), maka sejak Januari 2006 diselenggarakan 2 kali Kebaktian dalam satu minggu, yaitu :

• Kebaktian Akhir Pekan, dilaksanakan setiap hari Sabtu, pukul 18.00 WIB, yang dikemas dengan nuansa kontemporer namun tidak “meninggalkan” Liturgi GKI.
• Kebaktian Minggu, dilaksanakan rutin setiap hari Minggu pukul 08.30 WIB.

Sampai dipenghujung tahun 2008, GKI Taman Majapahit masih bergumul untuk memiliki seorang Hamba Tuhan/Pendeta. Selama kurun waktu 8 tahun ini, GKI Taman Majapahit dilayani oleh Pendeta Konsulen, yaitu :

• Pdt. Johanes Lie, M.Min, dari GKI Karangsaru (2001 – 2006).
• Pdt. Ibu Anna Johan, S.Th, dari GKI Peterongan (2006 – sekarang).

Pada kesempatan yang berbeda, Pelayanan Mimbar di GKI Taman Majapahit dilayani juga oleh :

• Mahasiswa Praktek / Stage selam 2 bulan atau 1 tahun, baik dari Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang (SAAT Malang), Sekolah Tinggi Theologia Bandung (STTB), Universitas Duta Wacana Yogyakarta (UKDW Yogyakarta), maupun Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (UKSW Salatiga).
• Tenaga Bantuan Pelayanan dari Jemaat / Gereja GKI yang lain atau Jemaat / Gereja yang se azas dengan ajaran GKI.

Akhirnya……… di ulang tahun yang ke VIII ini, marilah kita senantiasa bersyukur atas apa yang Tuhan sudah berikan, termasuk seorang Hamba Tuhan / Pendeta yang akan diteguhkan pada hari Senin, 30 November 2009.

“IA (Tuhan) membuat segala sesuatu indah pada waktunya……….”


Catatan :

Sejarah Berdirinya Jemaat GKI Taman Majapahit Semarang ini dibacakan oleh Ibu Widyanti pada Ulang Tahun GKI Taman Majapahit ke 8, pada Kebaktian Minggu tanggal 9 Agustus 2009.

Tidak ada komentar: