Sabtu, 24 Mei 2008

UCAPAN SYUKUR PANITIA PASKAH

Setiap kali selesai kepanitian di gereja selalu diakhiri dengan evaluasi dan pembubaran panitia dengan model rapat, dan rapatnyapun tidak hanya sebatas rapat evaluasi, biasanya “kesannya cari kesalahan” entah itu komsumsi masakan kurang enak / banyak, seksi acara terlalu mepet ide muncul, seksi perlengkapan tratak yang disewa sudah pada bolong, dll. Tetapi pada malam itu, Jumat 23 Mei 2008 pukul 19.00 wib (walau kenyataan mulainya molor pukul 19.30 wib) dan hadir 33 orang, panitia Paskah memberi warna baru, angin segar pembubaran panitia dengan makan bersama, yang sebelumnya diawali penyampaian Firman oleh Bp. Jonathan Djulijono.
Firman Tuhan diambil dari I Korintus 15 : 58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan ! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

Dari bagian Firman Tuhan itu kita belajar untuk memahami mengapa mengucap syukur ? kita mengucap syukur kita meneladani tokoh-tokoh alkitab, misalnya Nuh sebagai ucapan syukur atas penyertaan Allah ia membuat mezbah ucapan syukur. Ada bagian mengatakan “giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan”, dalam hal ini kita sebagai panitia paskahpun sedang giat melakukan pekerjaan Tuhan. Dan juga yang harus selalu kita ingat di dalam kepanitian ini kita harus selalu dekat dengan Tuhan “persekutuan dengan Tuhan” sehingga dalam melangkah atas kendali Tuhan sendiri. Akhirnya “jerih payahmu tidak sia-sia”.

SHARING BERKAT PANITIA PASKAH

Sebagai panitia apalagi penanggung jawab acara tertentu yang selalu muncul dalam benak kita adalah “sukses atau tidak acara ini ?”, kita jarang atau bahkan tidak pernah berfikir apakah jemaat dan panitia mendapat berkat apa dari acara tersebut ?

Nah, pada malam ini, ada beberapa panitia yang mensharingkan berkat-berkat yang telah diterima selama rangkaian acara Pra Paskah – Thank Giving Day.

IBU ELLY SETIO MENDAPAT BERKAT

Malam menjelang Jumat Agung merupakan saat-saat yang cukup membuat stress ibu dari 2 anak Josua dan Jonatan ini, pasalnya ia merasa PD (percaya diri) dengan multi media yang ada, e…nggak tahunya tidak bisa ditampilkan. Nah lalu coba kontak orang-orang yang diandalkan bisa membantunya – Bp. Handoko dan Sdr. Nathan – ternyata mereka berdua posisi di luar kota semua, tetap coba kontak via telpon, dan saat itu yang ada di tempat sdr. Stefanus – saat itu oleh ibu Elly hanya pandang sebelah mata saja – ternyata apa yang terjadi dengan kegigihannya sdr. Stefanus akhirnya bisa juga mensukseskan multi media tersebut bisa jalan okey. Dan dari kejadian tersebut ibu Elly disadarkan / diingatkan bahwa dalam proses tersebut ia tidak mengandalkan / melibatkan Tuhan tapi mengandalkan manusia dan juga diingatkan kadang yang tidak diperhitungkan manusia Allah bisa pakai untuk menolong kita (seperti sdr. Stefanus).

Paskah Subuh ini juga hal yang membuat ibu Elly dag dig dug juga, anak-anak remaja dan pemuda yang akan dilibatkan untuk mengisi acara Paskah Subuh ternyata malam sebelum hari H menyatakan tidak bisa latihan. Akhirnya, muncul ide “tidak ada yang muda, tuapun okey” dan malam itu libatkan ibu Sinta Irawan, Bp. Joko dan Ibu Yoyok untuk latihan dan paginya mengisi Paskah Subuh. Hal ini ibu Elly belajar bahwa Tuhan selalu punyu cara untuk menyelesaikan segala pergumulan kita kalau kita libatkan Tuhan.

Thank Giving Day (TGD), istri dari Pnt. Budijono Setio ini dapat tugas untuk menyiapkan multi media Ringkasan Kotbah sdr. Natanael Thamrin, karena naskah didapatnya mepet, maka malam menjelang TGD ibu Elly ngamar (maksudnya mengerjaan tak tik tuk ; mengetik di kamar biar bisa konsentrasi), e.. ketika lagi berfikir dan otak-atik komputer, anaknya yang nomor satu, Josua wira-wiri di depannya hal ini membuat mumet karena suasana kemrungsung. “Josua jangan wira-wiri mama sedang sibuk harus segera selesaikan tugas ini untuk gereja, sana main di luar”, Josua dengan entengnya mendekati mamanya dan menanyakan apa yang sedang dikerjakan mamanya. Kemudian bu Elly menjelaskan bahwa ia ingin membuat begini begitu, lalu sama Josua dikasih tahu bigini lho ma, begitu lho ma, diluar dugaan tanpa diduga sebelumnay, beres tugasnya bu Elly atas bantuan Josua. Lalu Josua mendapat hadiah ciuman dari mamanya dan ucapan terima kasih. Kemudian Josua dengan bangganya mengatakan “Nah, makanya jangan remehkan anak kecil”. Sekali lagi bu Elly mendapat berkat, bahwa Allah telah mengirim anaknya yang wira wiri didepannya untuk membantu menyelesaikan tugasnya. Luar biasa Allah kita.

PIPIT PUNYA CERITA

Didalam Kebaktian Pra Paskah I, Pipit dan teman-temannya mendapat tugas memainkan sosiodrama / drama singkat di awal sebelum kebaktian. Ketika latihan oleh Pipit tidak terpikirkan peran yang dibawakan – saat itu berbicara tentang dosa, dosa karena kaki, dosa tangan, dosa kecantikan, dosa mata, dosa lidah / bibir – latihan ya latihan. Tetapi apa yang terjadi, menjelang mau tampil, dan saat tampil, dan setelah tampil, baru Pipit disadarkan dengan gambaran yang ia bawa, yaitu bibir, menggambarkan cerewet, suka gossip, ngomong tidak baik, ini yang membuat ia berfikir lho khok aku dapat gambar ini, rasanya pingin tukar dengan teman lainnya (karena merasa dirinya paling heboh kalau ngomong), tapi tidak memungkin lagi. Bibir /lidah bagian tubuh kecil tapi yang paling sulit dikendalikan, hal ini yang cukup mengingatkan Pipit bagaimana seharusnya menjaga bibir / lidah ini supaya menjadi berkat bagi banyak orang.

BUCHU PELATIH TARI

Mengandalkan Tuhan dan tidak bisa menolak untuk tugas melayani Tuhan, itu yang terjadi dengan sdri. Buchu si gadis dayak dari Kalimantan ini, betapa tidak mengherankan, tidak bisa menari (kata sdri Buchu lho) khok disuruh melatih tari ke anak-anak dan remaja oleh Bp. Jonathan Djulijono, untuk mengisi acara Thank Giving Day. Menyepakati waktu latihan merupakan awal yang sulit, karena sdri. Buchu kuliah sore dan anak-anak sekolah pagi, akhirnya sdri. Buchu berkorban mbolos kuliah, dan yang luar biasa ketika ia mbolos dan melatih anak-anak untuk pekerjaan Tuhan ini, bukan suatu kebetulan kuliahnya kosong. Belum lagi anak-anak ketika diajak latihan jam 19.00 wib mereka lagi asik dengan film Naruto.

Nah, kalau yang remaja lain soal lagi, mereka ada yang cerewet katanya kalo dilatih (sdri Buchu fikir yang cerewet anak-anak ternyata malah yang remaja), dan salah satu yang remaja yang pada saat itu bajunya baru juga (mamanya kerepotan keluar masuk toko untuk mencari baju hitam lengan panjang). Dalam hal ini sdri. Buchu belajar untuk selalu mengandalkan Tuhan.

BP. JOKO, TUHAN MEMBERI TEPAT WAKTUNYA

Ini, satu orang ini pengakuan, kalo beliau bukan panitia tapi ikut-ikutan sibuk layaknya seorang panitia (semakin banyak orang seperti ini, panitia akan semakin senang ya). Dalam kesempatan inipun beliau ingin juga membagi berkat, katanya Tuhan memberi tepat pada waktuNya. Sudah 2 tahun merantau di Yogya, 2 anaknya dan istrinya di Semarang, dan pada 7 Mei 2008 Tuhan menjawab doanya, yaitu beliau dimutasi ke Semarang untuk memimpin 2 cabang di Semarang. Sesuatu yang diluar akal manusia, cabang yang dipegang di Yogya ditutup, dan ada 500 orang di PHK, tetapi beliau tidak di PHK malah dikirim kembali ke Semarang untuk berkumpul bersama keluarga dan terlebih untuk melayani bersama-sama di GKI Taman Majapahit. GBU

Dan akhirnya, makan bersama dengan menu utama ayam bakar, luar biasa. Biarlah ini merupakan langkah yang baik setiap kali membubarkan panitia dengan cara seperti ini (bukan makan-makannya lho, tapi kalo ada yang tidak menolak), yaitu dengan saling berbagi berkat apa yang sudah diperoleh selama rangkaian acara tersebut, sehingga hal ini bisa menyegarkan jiwa kita.

Tidak ada komentar: